Wednesday 21 January 2015

Menteri Susi Sebut Anggota DPR, Eks Dirjen, dan Tomy Punya Perusahaan Kapal Ikan

Jakarta -Rapat antara sejumlah menteri di Kabinet Kerja dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR hari ini berjalan seru. Khususnya karena kehadiran Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudji
astuti.

Susi yang sempat memaparkan rencananya di bidang kelautan dan perikanan ini berani buka-bukaan di depan anggota DPR. Khusu
snya soal kecurigaannya terhadap penerimaan negara bukan
pajak (PNBP) sektor perikanan di Indonesia yang berjumlah hanya Rp 300 miliar/tahun.

"Kita harus perbaiki bersama, masa hanya Rp 300 miliar. Ini bukan mengada-ada. Berapa sih satu kapal penghasilannya per tahun," sindir Susi dalam rapat di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (21/1/2015).

Susi mengatakan, soal peningkatan PNBP di sektor kelautan, dirinya sudah mengundang sekitar 100 pengusaha sektor perikanan untuk berdialog.

Tak segan, Susi menyebutkan adanya anggota DPR hingga mantan direktur jenderal (Dirjen) yang memiliki perusahaan kapal ikan.

"Semua perusahaan di bidang perkapalan itu datang dari anggota DPR, bekas dirjen, Pak Yorris, kawan Pak Anton Sihombing, Tomy," ungkap Susi. Namun Susi tidak menjelaskan detil siapa yang dimaksud anggota DPR, bekas dirjen, dan Yorris. Nama Tomy pun tidak disebut nama lengkap.

Ungkapan buka-bukaan Susi ini sempat membuat suasana rapat hening. Sejumlah menteri yang hadir, antara lain Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Menteri BUMN Rini Soemarno, dan Menteri Pertanian Amran Sulaiman terpana dan fokus memperhatikan Susi.
Ucapan Susi ini disambut tepuk tangan sejumlah orang yang terdiri dari pegawai Kementerian Keuangan, Kementerian Pertanian, hingga Kementerian Kelautan dan Perikanan yang duduk di balkon.

Anton Sihombing yang disebut oleh Susi adalah Anggota DPR dari Fraksi Golkar. Dalam rapat tersebut, Anton memang sempat berkomentar bernada sindir soal popularitas Susi, dan akan mendukung Susi menjadi Presiden.

Mendengar ucapan Susi, Anton Sihombing terlihat marah besar. Ia langsung meminta penjelasan dan klarifikasi ucapan Susi. Anton akan melanjutkan persoalan ini saat rapat antara Komisi IV DPR dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan Senin, pekan depan.

"Moral hazard itu. Mohon dijelaskan sedikit dan nanti kita akan teruskan di komisi IV," kata Anton dengan suara tinggi.

Mendapat reaksi keras tersebut, Susi langsung merespons lagi ucapan Anton.

"Banyak kapal (ilegal) yang berlalu lalang di laut Indonesia. It's so crazy. Saya tidak tahu penggunaan bahasa Indonesia yang baik itu seperti apa. Karena saya sering berbahasa daerah," timpal Susi. (Kutip:http://finance.detik.com)