Ucapan Pak Prabowo saat Pilpres perlahan terbukti. Saat itu menjelang
sidang pembacaan putusan gugatan Pilpres oleh Mahkamah Konstitusi
(21/8/2014), Prabowo menyitir falsafah Jawa 'Becik ketitik, ala ketara' yang berarti segala sesuatu yang baik dan bu
ruk (pada akhirnya) akan tampak.
Setelah terbongkarnya kasus BG yang bertemu Timses Jokowi dan KPU di
restoran sate Senayan, kini orang dalam PDIP sendiri yang membongkar
'perselingkuhan' PDIP-KPK saat pilpres.
Adalah Plt Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang buka-bukaan soal
'pertemuan rahasia' PDIP dan Ketua KPK Abraham Samad. Dalam jumpa pers
di Apartemen Capital Residence, SCBD, Jakarta, Kamis (22/1/2015), Hasto
membeberkan pertemuan Ketua KPK yang sampai lima kali dengan elite PDIP
agar bisa menjadi Cawapres Jokowi.
Mantan Ketua tim kuasa hukum Prabowo-Hatta, Mahendradatta, dan pengacara Zainudin Paru berkomentar atas perselingkuhan PDIP-KPK.
Melalui akun twitternya, @mahendradatta menguraikan:
1. PDIP tuduh Samad main politik, marah ga jd wapres gara-gara BG. Lha kalau benar artinya BG main politik juga. Blunder kan.
2. Kalau memang dibilang Samad "berpolitik" ada mau dengan Jokowi
artinya kemarin-kemarin ini (KPK) agak-agak bantu-bantu dikit Jokowi
sebelum pilpres dong? Blunder lagi kan.
3. Tuduhan plt sekjen PDIP terhadap Ketua KPK kalau benar maka bisa panjang menguak ada apa dibalik pra pilpres kemarin.
4. Kalau tuduhan Hasto kepada Samad benar, maka penetapan Tersangka
terhadap SDA (Suryadharma Ali) yang waktunya juga dipaskan saat
prapilpres juga bisa dipertanyakan.
5. SDA saat prapilpres ditetapkan Tersangka,sikap Prabowo: silahkan
Hukum jalan terus tapi SDA secara pribadi tetap sahabat saya, tidak
langsung buang SDA. Ini baru Ksatria.
6. Kalau benar seperti tuduhan Hasto (di) tulisan Rumah Kaca Abraham Samad itu benar, maka ini sudah bukan masalah etika tapi masalah hukum, karena ada cerita main mata perkara.
7. Kalau tuduhan Hasto salah maka selain harus berhadapan dengan Hukum maka harus diusut juga pihak yang bersama-sama dengannya.
8. Main mata harus ada pasangannya, tepuk tangan harus ada sepasang telapak tangan. Blunder abis.
9. Pertanyaannya: Janji KPK usut tuntas BLBI (yang melibatkan Megawati) terganggu tidak dengan kisruh tuduhan Hasto ini?
10. Saya akan kirim surat resmi dan bertanya kepada KPK apa Janji KPK
untuk usut tuntas BLBI terhambat oleh tuduhan Hasto kepada Samad? Kalau
tidak, jalankan (tuntaskan BLBI) saat ini juga.
Sementara itu, Zainudin Paru melalui akun twitternya @ZParu mengungkapkan:
1. Yang mengajak Samad dan menjual sok bersih dan memuja KPK adalah PDIP & Jokowi. Saatnya publik menghukum.
2. Saat bertemu Samad pendukung JKW sembunyi-sembunyi, kemudian bohongi orang. Giliran kebohongan dijebak baru terbuka.
3. Sekarang rakyat harus sadar bahwa kita semua ditipu. Ada partai
penipu. Wong Cilik, Restorasilah. Dapat pemimpin penipu. Jadi negeri
Tipu2...
4. Jadi sekarang ngajak2 masyarakat utk pahami kegetiran PDIP karena BG
jadi Tersangka KPK, gagal jadi Kapolri. Cukup sudah bohong. Rakyat
lapar..
5. Trus, mengapa tiba2 Hasto-Plt Sekjen PDIP menggelar konpres yg
tujuannya menyerang Samad? Bukankah Samad diundang ke Kemayoran?
6. Juga (dulu) pura-pura bilang tanpa sengaja Jokowi & Samad bertemu
di UGM? Bukankah itu maunya PDIP & Jokowi menjual Samad & KPK
agar Jokowi menang Pilpres?
7. Buat saya tidak penting berapa kali Samad bertemu dgn Hasto Cs. Yg jelas PDIP & Jokowi telah menjual KPK.
8. Bahkan Tagline Indonesia Hebat PDIP patut diduga nyontek Tagline KPK
"Berani Jujur HEBAT! Menyihir rakyat kalau mereka hebat. Yg ada DUSTA!
9. Bisa jadi Tersangkanya SDA, juga politisi2 yang kemudian tergabung
dalam KMP (AM, AU, JW hingga LHI) dgn tangan Samad utk menangkn PDIP
& Jokowi.
10. Kata Hasto, mereka bertemu Samad dgn memakai Topi & Masker. Ada
foto, rekaman, Saksi, sadapan? Itu semua kerja pencuri& pendusta.
Sihir berbalik!
11. Kini pedang itu berbalik, belum juga 100 hari Jokowi berkuasa negeri ini kusut seperti sarang laba-laba.
12. Kalaupun benar Samad ngiler Cawapres kan tidak mungkin bertepuk
sebelah tangan. Wajar aja nagih. 'Yang lain kok dapat semua. Mana untuk
ku?'
***
Dahulu ketika PKS menentang cara KPK yang kasar membabi buta serta
melakukan festivalisasi kasus mantan presiden partainya yang tersandung
kasus korupsi, semua orang menganggap PKS partai munafik, pembela
koruptor dan lain-lain.
Sekarang, ketika PDIP jelas-jelas menyerang KPK karena menetapkan calon
kapolri menjadi tersangka dengan membuka aib ketua KPK yang mencoba
melobi untuk mendapatkan kedudukan capres, tidak ada yang menganggap
PDIP bersalah karena telah bermain dengan petinggi KPK yang jelas-jelas
merupakan affair politik luar biasa besarnya.
Bila memang seperti ini, wajar kasus bus transjakarta cuma menjerat
kroco pemda. Pantaslah KPK tidak mau menindak lanjuti kasus korupsi di
Solo dan Jakarta masa kepemimpinan presiden sekarang. Lah petingginya
punya kepentingan pribadi.
Kenapa festivalisasi LHI terjadi? Kenapa SDA ditersangkakan saat
pilpres? Kenap Bus trans Jakarta tak ditangani KPK? Kenapa partai juara
korupsi malah menang pemilu? Semua menemukan logika publiknya hari ini.
Benar sindiran Fahri Hamzah: "Orang bersih tapi kritis ke KPK = koruptor. Koruptor tapi puji-puji KPK = orang bersih.”
Sampai kapan indonesia akan begitu terus? Sampai satu persatu 'rahasia' mereka terbongkar dan dibongkar sendiri.