Friday, 23 January 2015

Apa Hubungan PDI P dengan Kasus KPK vs POLRI ?

Ucapan Pak Prabowo saat Pilpres perlahan terbukti. Saat itu menjelang sidang pembacaan putusan gugatan Pilpres oleh Mahkamah Konstitusi (21/8/2014), Prabowo menyitir falsafah Jawa 'Becik ketitik, ala ketara' yang berarti segala sesuatu yang baik dan bu
ruk (pada akhirnya) akan tampak.
Setelah terbongkarnya kasus BG yang bertemu Timses Jokowi dan KPU di restoran sate Senayan, kini orang dalam PDIP sendiri yang membongkar 'perselingkuhan' PDIP-KPK saat pilpres.
Adalah Plt Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang buka-bukaan soal 'pertemuan rahasia' PDIP dan Ketua KPK Abraham Samad. Dalam jumpa pers di Apartemen Capital Residence, SCBD, Jakarta, Kamis (22/1/2015), Hasto membeberkan pertemuan Ketua KPK yang sampai lima kali dengan elite PDIP agar bisa menjadi Cawapres Jokowi.
Mantan Ketua tim kuasa hukum Prabowo-Hatta, Mahendradatta, dan pengacara Zainudin Paru berkomentar atas perselingkuhan PDIP-KPK.
Melalui akun twitternya, @mahendradatta menguraikan:
1. PDIP tuduh Samad main politik, marah ga jd wapres gara-gara BG. Lha kalau benar artinya BG main politik juga. Blunder kan.
2. Kalau memang dibilang Samad "berpolitik" ada mau dengan Jokowi artinya kemarin-kemarin ini (KPK) agak-agak bantu-bantu dikit Jokowi sebelum pilpres dong? Blunder lagi kan.
3. Tuduhan plt sekjen PDIP terhadap Ketua KPK kalau benar maka bisa panjang menguak ada apa dibalik pra pilpres kemarin.
4. Kalau tuduhan Hasto kepada Samad benar, maka penetapan Tersangka terhadap SDA (Suryadharma Ali) yang waktunya juga dipaskan saat prapilpres juga bisa dipertanyakan.
5. SDA saat prapilpres ditetapkan Tersangka,sikap Prabowo: silahkan Hukum jalan terus tapi SDA secara pribadi tetap sahabat saya, tidak langsung buang SDA. Ini baru Ksatria.
6. Kalau benar seperti tuduhan Hasto (di) tulisan Rumah Kaca Abraham Samad itu benar, maka ini sudah bukan masalah etika tapi masalah hukum, karena ada cerita main mata perkara.
7. Kalau tuduhan Hasto salah maka selain harus berhadapan dengan Hukum maka harus diusut juga pihak yang bersama-sama dengannya.
8. Main mata harus ada pasangannya, tepuk tangan harus ada sepasang telapak tangan. Blunder abis.
9. Pertanyaannya: Janji KPK usut tuntas BLBI (yang melibatkan Megawati) terganggu tidak dengan kisruh tuduhan Hasto ini?
10. Saya akan kirim surat resmi dan bertanya kepada KPK apa Janji KPK untuk usut tuntas BLBI terhambat oleh tuduhan Hasto kepada Samad? Kalau tidak, jalankan (tuntaskan BLBI) saat ini juga.
Sementara itu, Zainudin Paru melalui akun twitternya @ZParu mengungkapkan:
1. Yang mengajak Samad dan menjual sok bersih dan memuja KPK adalah PDIP & Jokowi. Saatnya publik menghukum.
2. Saat bertemu Samad pendukung JKW sembunyi-sembunyi, kemudian bohongi orang. Giliran kebohongan dijebak baru terbuka.
3. Sekarang rakyat harus sadar bahwa kita semua ditipu. Ada partai penipu. Wong Cilik, Restorasilah. Dapat pemimpin penipu. Jadi negeri Tipu2...
4. Jadi sekarang ngajak2 masyarakat utk pahami kegetiran PDIP karena BG jadi Tersangka KPK, gagal jadi Kapolri. Cukup sudah bohong. Rakyat lapar..
5. Trus, mengapa tiba2 Hasto-Plt Sekjen PDIP menggelar konpres yg tujuannya menyerang Samad? Bukankah Samad diundang ke Kemayoran?
6. Juga (dulu) pura-pura bilang tanpa sengaja Jokowi & Samad bertemu di UGM? Bukankah itu maunya PDIP & Jokowi menjual Samad & KPK agar Jokowi menang Pilpres?
7. Buat saya tidak penting berapa kali Samad bertemu dgn Hasto Cs. Yg jelas PDIP & Jokowi telah menjual KPK.
8. Bahkan Tagline Indonesia Hebat PDIP patut diduga nyontek Tagline KPK "Berani Jujur HEBAT! Menyihir rakyat kalau mereka hebat. Yg ada DUSTA!
9. Bisa jadi Tersangkanya SDA, juga politisi2 yang kemudian tergabung dalam KMP (AM, AU, JW hingga LHI) dgn tangan Samad utk menangkn PDIP & Jokowi.
10. Kata Hasto, mereka bertemu Samad dgn memakai Topi & Masker. Ada foto, rekaman, Saksi, sadapan? Itu semua kerja pencuri& pendusta. Sihir berbalik!
11. Kini pedang itu berbalik, belum juga 100 hari Jokowi berkuasa negeri ini kusut seperti sarang laba-laba.
12. Kalaupun benar Samad ngiler Cawapres kan tidak mungkin bertepuk sebelah tangan. Wajar aja nagih. 'Yang lain kok dapat semua. Mana untuk ku?'
***
Dahulu ketika PKS menentang cara KPK yang kasar membabi buta serta melakukan festivalisasi kasus mantan presiden partainya yang tersandung kasus korupsi, semua orang menganggap PKS partai munafik, pembela koruptor dan lain-lain.
Sekarang, ketika PDIP jelas-jelas menyerang KPK karena menetapkan calon kapolri menjadi tersangka dengan membuka aib ketua KPK yang mencoba melobi untuk mendapatkan kedudukan capres, tidak ada yang menganggap PDIP bersalah karena telah bermain dengan petinggi KPK yang jelas-jelas merupakan affair politik luar biasa besarnya.
Bila memang seperti ini, wajar kasus bus transjakarta cuma menjerat kroco pemda. Pantaslah KPK tidak mau menindak lanjuti kasus korupsi di Solo dan Jakarta masa kepemimpinan presiden sekarang. Lah petingginya punya kepentingan pribadi.
Kenapa festivalisasi LHI terjadi? Kenapa SDA ditersangkakan saat pilpres? Kenap Bus trans Jakarta tak ditangani KPK? Kenapa partai juara korupsi malah menang pemilu? Semua menemukan logika publiknya hari ini.
Benar sindiran Fahri Hamzah: "Orang bersih tapi kritis ke KPK = koruptor. Koruptor tapi puji-puji KPK = orang bersih.”
Sampai kapan indonesia akan begitu terus? Sampai satu persatu 'rahasia' mereka terbongkar dan dibongkar sendiri.